Loading...
Kamis, 30 November 2017

Kok Bisa Lebih Mahal?


Kaget juga mendengar kenyataan, bahwa harga produk di daerah sendiri lebih mahal, bila dibandingkan di tempat pemasaran luar kota. Tapi, yaitu namanya pengusaha senantiasa ingin mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya dengan modal semurah-murahnya.

Kenyataan itu sempat disampaikan Kepala Badan Perencana Pembangunan Penelitian dan Pembangunan Daerah (Bapelitbangda) Kota Tasikmalaya, Ir H Tarlan pada kesempatan berbincang-bincang mengenai kondisi pemasaran busana atau pakaian bordir di Tasikmalaya.

“Bordir itu salah satu produk unggulan dari 17 unggulan di Jawa Barat, dan pemerintah memiliki kewajiban memfasilitasi pengusaha dalam perencanaan matang. Tapi, permasalahannya itu kemungkinan masih ada di perajin itu sendiri, yaitu desain yang spesifik belum diperhatikan, permodalan, dan pasar. Ini didesain memang didesian kurang dinamis, kurang trendy, terbatas pada keahlian,” katanya.

Di negara-negara maju desain-desain sudah dipakai interior, kendaraan, kantor-kantor, dll. Oleh karena itu, kita perlu diversifikasi dan advokasi para pengusaha, dan mungkin penganggaran, serta mungkin itu yang masih menjadi kendala. Nah, oleh karena itu, dari sisi pemerintah agar pengusaha itu bisa mengakses target.

Sebagai langkah awal, kita menyediakan 30.000 bidang tanah, maksudnya supaya untuk kepemilikan tanah atau pemanfaatan lain yang bisa dijaminkan, sehingga perajin bisa berkembang, yang dananya diperoleh dari APBN, serta dialokasikan dari APBD pula.

Kemudian permasalahan lainnya pada segi harga. Ditengarai harga di Jakarta, misalnya, lebih murah daripada di Tasiknya sendiri. Pada waktu transaksi, setiap Kamis misalnya, pengusaha pergi ke Tanah Abang Jakarta, atau ke Tamrin City, karena waktu hampir menjelang sore, dan barang belum laku, maka barang daripada dibawa balik lagi ke Tasik, akan dijual murah, sehingga orang itu mengalami kerugian.

Kita tahu di Tasik ada beberapa pengusaha mapan, yang sudah tentu harga produknya mahal. Di Tasik ada harga barang dari 800 sampai 1 juta, tapi di Jakarta harganya hanya 100 hingga 200ribu rupiah.

Rupanya, untuk memfasilitasi pemasaran, pemerintah kota dalam lima tahun ke depan rencananya akan bikin pusat pemasaran produk-produk unggulan Kota Tasik. Tahun ini sudah dialokasikan dana untuk pengadaan lahan. Di sana akan ada semua produk-produk kreatif, termasuk bordir, akan ada. Jadi, kalau datang ke Tasik cukup datang ke pusat pemasaran produk unggulan Kota Tasik tersebut, segala ada.

Kemudian di sana akan ada workshop. Jadi, kalau ada pengunjung ingin mengetahui cara membuat distro ada di situ. Akan ada juga tempat untuk pameran. Mudah-mudahan pada 2018 sudah terwujud dan mungkin pada 2019 sudah jalan. ***

0 komentar:

Posting Komentar

 
TOP