Jika seandainya Anda
merasa ingin tahu bagaimana rasanya punya perusahaan yang diimpikan,
maka perusahaan apa
yang Anda bayangkan?. Perusahaan-perusahaan besar yang
sekaligus mempunyai desainer, otomatis mudah untuk memproduksi busana
batik kombinasi bordir. Anda
bisa imajinasikan betapa kemudahan untuk menguasai pemasaran produk pakaian.
Ingat, para desianer distro jaman now sudah mengusai
kolaborasi antara batik dan bordir itu jauh sebelum orang menyadarinya.
Lihatlah pemasaran busana batik kombinasi bordir di pasar Tanah Abang,
mungkin sudah banyak yang menguasai pasar. Karena sejarah mencatat produk
pakaian sejak sepuluh tahun lalu hingga sekarang masih tren bagi kalangan para
customer.
Andaikan Anda hanya bisa memproduksi busana bordir dan
belum berencana memproduksi batik, tinggal jalin kerjasama dengan para
pengusaha batik asal Pekalongan, misalnya. Anda bisa menjadi reseller pakaian batik,
tapi sebelum dipasarkan dipadukan dahulu dengan sulaman bordir, sehingga hasil
produksinya maksimal.
Bolehlah pura-pura Anda memproduksi pakaian batik
bersulamkan bordir dan memasarkannya di pemasaran, dan memang itu hak anda
karena didalamnya ada hasil karya sendiri, berupa sulaman bordir itu. Latar
belakang pembuatan busana batik kombinasi bordir mungkin setelah banyak
diketahui banyak penggemarnya. Mungkin beberapa pengusaha mempunyai database
pula berapa customer yang pesan pakaian batik kombinasi bordir tersebut.
“Mbak/mas
paket sudah nyampe nih. Bagus sekali batiknya Trmksih bnyk ya… atas pelayanan
yang memuaskan … semoga jaya terus”.
Atau “Barang sudah diterima ya.. lengkap dan
barang bagus recomended banget… terima kasih gan”.
Beberapa
pendapat lainnya masih banyak yang menyatakan kepuasaannya dengan membeli
produk pakaian melalui online. Hal itu menggambarkan seolah-olah pemasaran produk offline sudah tidak dilirik
lagi. Padahal kenyataanya masih banyak hasil penjualan produk offline yang
lumayan penghasilannya. Tinggal kita pandai-pandai menyiasatinya. Bisa datang
ke pejabat terdekat untuk menawarkan barang misalnya.
Pendapat
lainnya pula mungkin berharap pemerintah setempat bisa membangkitkan kembali
semangat para UKM (usaha mikro dan kecil). Contohnya, pemerintah Kota
Tasikmalaya sempat membangun sekitar 1.000 UKM muda. Dengan membentuk ribuan UKM
muda itu diharapkan Kementerian Koperasi dan UKM menggelar sosialiasi izin
usaha mikro dan kecil (IUMK), untuk mendorong pertumbuhan ekonomi daerah dengan
memberdayakan kemampuan usaha pelaku UMK.
Kebetulan Kementerian
Koperasi dan UKM pernah menggelar sosialiasi izin usaha mikro dan kecil. Dengan
sosialisasi itu, para pelaku usaha UKM diharapkan mampu mendapatkan
pendampingan, baik dalam pengembangan usahanya, maupun percepatan perolehan
IUMK. Selebihnya bisa berimbas pada terbukanya akses pembiayaan, pemasaran,
teknologi informasi, pengembangan sumber daya manusia dan dan lain-lain bagi
para pelaku UKM. ***
0 komentar:
Posting Komentar