Loading...
Selasa, 02 Juli 2013

Jual Busana Bordir Pernah Marema, Pekerja Jangan Terpuruk


Jual busana bordir senantiasa dilakukan pengusaha asal Kota Tasikmalaya, dipasarkan baik di daerah sendiri, maupun sampai mancanegara. Namun, jual busana bordir atau jualan busana bordir itu tidak terlepas dari kondisi dan situasi keadaan para pekerjanya.

Kondisi bordir Tasikmalaya saat ini tak ubahnya seperti "benang kusut", dengan berbagai kendala di dalamnya, sehingga perlu sentuhan untuk kembali bergeliat. Tapi, bukan tak mungkin jika ke depan bordir Tasikmalaya bisa diakui dunia sebagai warisan budaya seperti halnya Batik. Mengingat geliat batik Tasikmalaya saat ini sudah terkenal ke berbagai negara di dunia.

Potensi pasar bordir dalam negeri maupun luar negeri yang masih luas, dengan kondisi persaingan yang semakin ketat, membutuhkan inovasi produk-produk dan pemasaran yang lebih kreatif.

"Keprihatinan makin menyusutnya jumlah pengrajin bordir, mengharuskan kaderisasi harus berjalan berkesinambungan, agar keseimbangan kebutuhan tenaga pengrajin terjaga," kata Ketua Yayasan Bordir Provinsi Jawa Barat, Nyonya Rosi Rostina Januar P Ruswita.

Keandaan border di Tasikmalaya tadi menggugah ibu Netty Achmad Heryawan, lanjut Nyonya Rosi, untuk mendirikan Yayasan Bordir Jawa Barat. "Saya pribadi sebagai orang Tasikmalaya dan mempunyai garis keturusan pengusaha bordir, dan tentu kita harus bangga dan berterima kasih kepada beliau, sebagai isteri Gubernur Jawa Barat, yang di tengah kesibukannya masih mempunyai rasa memiliki, serta ikut bertanggung jawab atas kelangsungan keberadaan bordir, yang merupakan salah satu ikon kabupaten dan kota Tasikmalaya," katanya suatu hari.

Untuk itu, bordir di Jawa Barat perlu ada pembinaan bagi para pembordirnya. "Mengapa? Kita ingin kalau ada orangtuanya selaku pembordir, anaknya pembordir, menjadi pengusaha besar, mempunyai sekian outlet, banyak tempat pemasarannya, jadi kita bisa menghitung pembordir itu bisa menghasilkan anak-anak yang 'well educated'.

Pembordir itu ternyata bisa mengentaskan anak-anaknya kepada tataran ekonomi yang lebih baik. Lebih tinggi dari orangtuanya. Jangan sampai saya mendengar, misalnya, ada salah seorang pengusaha dari sebuah unggulan, ketika saya wawancarai pekerjanya adalah seorang ibu, yang mempunyai lima orang anak mengatakan, dari lima anaknya tidak ada yang masuk sekolah, bahkan ada anaknya yang putus sekolah," kata Nyonya Netty, sambil menyebutkan, padahal produk yang dikerjakan saat ini sedang booming.

 Jadi, ironis rasanya kalau ternyata bendanya booming, usahanya dapat untung, tapi orang yang mengerjakan sehari-hari ternyata terpuruk kehidupannya. "Nah, itu tidak saya inginkan sama sekali. Justru kita harus benar-benar melakukan pembinaan, supaya yang dilakukan oleh para pembordir ini mempunyai sesuatu nilai tambah, kemudian juga ketika diukur, pembordir dapat menghidupi keluarganya, menghadirkan kesejahteraan, bahkan lebih maju daripada orangtuanya," kata Nyonya Netty suatu hari di Tasikmalaya.

Selanjutnya kalau berbicara masalah industri bordir, ternyata hampir 60 persen pelakunya adalah perempuan. Setiap perempuan yang melakukan usaha, setiap perempuan yang bekerja, mereka menghidupi empat anggota keluarga. Dan itu akan berdampak secara luas terhadap upaya penekanan gizi buruk, trafficking, termasuk persoalan-persoalan sosial lainnya.

"Karena apa? Ternyata kalau perempuan mempunyai penghasilan, otomatis perempuan akan mendahulukan keluarganya, karena perempuan mempunyai sifat akan mendahulukan orang lain ketimbang dirinya. Kalau perempuan mempunyai penghasilan pasti akan berpikir, uang itu akan dibayarkan biaya sekolah anaknya, akan digunakan untuk beli buku anaknya. Jarang perempuan berpikir egois, yakni seluruh penghasilannya ia gunakan untuk misalnya membeli kosmetik, daftar yoga, daftar fitnes, dan sebagainya," katanya.

Berbeda dengan lelaki, ketika membawa uang sekian ratus rupiah pasti akan dikelola oleh istrinya sedemikian rupa, dan tidak akan pernah dialokasikan untuk kepentingan dirinya sendiri. Artinya ketika seorang perempuan berdaya secara ekonomi itu benar-benar kebangkitan dan upaya membangun ketahanan keluarga. Betapa tidak, sekarang bisa kita buktikan. Berapa TKW yang dikirim Jawa Barat dan berapa devisa yang diterima oleh negara? Nah, perempuan itu boleh dikatakan pahlawan-pahlawan devisa. Bukan saja sebagai pahlawan-pahlawan devisa, melainkan sebagai pahlawan bagi suaminnya.

Nyonya Hj Netty, berniat menjadi pembina yayasan bordir bukan karena ingin memiliki status sebagai pembina, tapi ia berpikir bahwa keunggulan bordir Tasikmalaya bisa dikembangkan. Kemudian mendapat tempat di hati masyarakat secara luas, dan bukan hanya menyasar pada kebutuhan kaum muslimin untuk sekedar mukena dan baju koko saja, tapi ada di setiap ruangan di rumah. Mulai dari ada bantalan kursi yang dibordir, tutup gelas, tatakan gelas, pembungkus botol, semuanya dibordir. Lukisannya, Indonesia Raya itu juga dibordir. Kemudian masuk ruang tidur ada sprei, bedcover, sarung bantal yang dibordir. Semuanya serba bordir. Termasuk hal-hal kecil seperti gantungan kunci isinya bordir. Gantungan kunci seperti itu sangat laku di luar negeri.

Ketua Dekranasda Jabar, Ny. Hj Netty melihat, peluang bordir sangat besar ke depan. Kalau kita benar-benar, bersungguh-sungguh mengembangkan, melakukan diversifikasi unggulan bordir itu, bukan hanya sebatas kelompok yang sering dikenal masyarakat, hanya mengenal produk mukena bordir, koko bordir, dan sebagainya. Bahkan menjadi tantangan tersendiri bagi kaum muslimin yang berkesempatan umroh.

Di tanah suci, kita mengenal toko yang namanya Museum. Di museum itu nggak ada barang yang tidak dibeli oleh jemaah haji atau jemaah umroh. Mulai dari sajadah, sajadah muka, lalu pernak-pernik tempat tisu. Semuanya diminati oleh para jamaah. Nah, kalau kita bisa sampai memenuhi kebutuhan masyarakat seperti itu, dan bahkan bisa menyasar masyarakat menengah ke atas, itu tentu saja menjadi peluang ekonomi yang luar biasa.

Posting Lebih Baru
Previous
This is the last post.

1 komentar:

  1. Ane juga punya produk bordir gan
    Kunjung balik "̮ ⌣ǐƔǻǻǎªª⌣"̮!

    Sepatubordir22.blogspot.com

    Mkasih
    :)

    BalasHapus

 
TOP