Loading...
Selasa, 19 September 2017

Busana Muslimah Bordir Bunga


Busana muslimah bordir bunga banyak ditemui saat menghadiri resepsi pernikahan tetangga. Kendati demikian tidak sedikit pula yang mengenakan batik. Contohnya, pagar bagus (tim penerima tamu) mengenakan kain batik. Tapi, pagar ayunya umumnya mengenakan kain brokat.

Diawali perjalanan dari rumah bersama tetangga yang menggunakan kendaraan, kami berangkat sekitar pukul 11.00. Karena dalam undangan tertulis pukul 11.00. Artinya tamu undangan berkenan hadir sekitar jam itu datang pada resepsi pernikahan. Biasanya acara ke dua mempelai mulai sekitar pukul 08.00 hingga pukul 11.00. Dari acara akad nikah, serah terima, saweran, dan foto-foto keluarga, termasuk acara tradisional si lengser.

Ketika tiba di gedung ternyata acara belum selesai. Dari luar gedung masih terdengar acara resmi penerimaan mang lengser. Untuk itu, kami menunggu di luar gedung bersama ratusan tamu undangan lainnya, sambil ngobrol-ngobrol.

Satu jam kemudian, para tamu undangan mulai antri hendak bersalaman dengan ke dua mempelai dan masing-masing pasangan orangtua serta mertua dari ke dua belah pihak. Tak lupa di antara waktu salaman itu kami memasukan ang pau ke kotak yang sudah disediakan. Setelah itu barulah antri prasmanan.

Dari ribuan tamu yang hadir, sebagiannya mengenakan busana batik, tapi tidak jarang yang mengenakan pakaian resmi, seperti setelan lengkap dengan jas dan dasinya. Ada juga yang mengenakan busana untuk menghadiri resepsi pernikahan. Bahkan nampak pula ratusan tamu yang mengenakan busana bordir. Rupanya sulaman bordir bagi warga Tasikmalaya sudah menjadi ciri pakaian mereka. Ada juga yang mengenakan busana muslimah yang dipadukan dengan bordir bunga. Sesaui dengan suasana pernikahan yang mendominasi bunga-bunga segar sebagai perhiasan ruangan atau gedung.

Ketika masa jayanya Gabungan Pengusaha Bordir Tasikmalaya, (Bapebta) sempat melakukan pemasaran ke Bandung dan Jakarta. Pengusaha Bordir Tasikmalaya berusaha mencari terobosan dengan melakukan effesiensi untuk meningkatkan daya saing produk bordir yang dipasarkan ke Pasar Tanah Abang, Jakarta dan lainnya. Langkah itu, sebagai bagian Bordir Tasikmalaya untuk menghadapi masuknya pasar bordir asal Cina, yang diperkirakan akan semakin deras, menyusul dibukanya berpadagangan pasar bordir di kawasan ASEAN-Cina yang berlaku mulai Januari 2010.

"Selain itu, kita berusaha melakukan fokus untuk pengembangan ke produk mukena dengan sistem pembuatannnya menggunakan komputerisasi. Cara itu, ternyata belum ditiru Cina dan bisa menekan biaya produksi, sehingga memiliki daya saing," kata H. Asep Ridwan, Ketua Gabungan Pengusaha Bordir Tasikmalaya, (Bapebta) kepada "PRLM".

Jumlah pengusaha bordir yang tergabung dalam Gapebta, menurut Asep Ridwan, lebih dari 850 orang. Selama itu, memasarkan produknya sebagian besar ke Pasar Tanah Abang, Jakarta. Dalam tiga tahun terakhir mereka merasakan bordir Cina sudah menekan pengusaha Tasikmalaya, terutama di pakaian wanita dan baju koko. Pakaian Cina itu, kata Asep, murah sekali, sehingga mempengaruhi penjualan produk bordir Tasikmalaya.

"Setelah dikaji bersama, ternyata Cina ini menekan harga di pakaian, sedang untuk produk mukena, kita masih bisa bersaing. Makanya, kita sekarang berusaha mengembangkan mukena dengan sistem komputerisasi," katanya.

Beda lagi dengan Atik, modal awalnya hanya 50.000, tapi kini usah bordirnya sukses dan meraup omzet miliaran rupiah. Atik Jumaeli, mengibarkan Bordir Tasik Hingga ke Rusia. Mengawali usahanya di bidang bordir Tasik dengan modal Rp 50.000 dan satu mesin jahit, kini Atik Jumaeli mampu membawa produk andalan usaha Dewi Bordir memimpin pasar di kelasnya.

Seperti dilansir wirasmada@wordpress@com, bahkan Hj. Siti Atikah Huzaemah Jumaeli, pemilik usaha Dewi Bordir,  yang terletak di Jalan Panunggal No. 64, di samping Asrama Polisi Bojong, Tasikmalaya, mampu menggelar produk-produk bordirnya di berbagai negara, mulai dari Singapura hingga Rusia.

Kalau memperhatikan busana bordir yang dikenakan para tamu undangan tadi, ada kemungkinan besar umumnya adalah produk lokal Kota Tasikmalaya.***

0 komentar:

Posting Komentar

 
TOP