Loading...
Jumat, 27 Oktober 2017

Industri Kreatif Peringkat 7 Lapangan Usaha


Sambil anda baca status ini, sementara anda mulai penasaran untuk baca status ini sampai selesai. Apakah omzet penjualan anda ingin meningkat secara signifikan?

Kali ini, kita mengetengahkan tulisan pak Iwan R Jayasetiawan, seorang pengajar di SMAN I Tasikmalaya. Ia menulis tentang Potret Industri Kreatif Tasikmalaya.

Krisis moneter yang terjadi menjelang pergantian abad 20 ke abad 21, menjadi salah satu pemicu lahirnya gerakan reformasi 19 tahun silam. Gerakan reformasi tidak hanya merubah peta politik dan pemerintahan nasional namun berimplikasi lahirnya Otda (otonomi daerah). Otda secara langsung membuka ruang dan peluang guna memetakan dan mengoftimalkan keragaman potensi yang dimiliki daerah baik mikro maupun makro.

Namun yang muncul kepermukaan Otda lebih bermaganet diranah politik, persaingan untuk menduduki posisi eksuktif dan legislative terbaca dengan jelas dan tak sedikit berujung pada koflik vertical dan horizontal. Maraknya korupsi dan munculnya politik dinasty merupakan sisi buruk dan gelap Otda. Namun di sisi lain Otda memunculkan pula harapan bagi tumbuh kembangnya potensi daerah yang dapat menunjang pendapatan asli daerah (PAD), adapun potensi termaksud adalah Industri Kreatif.

Industri Kreatif

Krisis moneter yang melanda Asia, secara langsung telah menggeser peta perekonomian yang cukup signifikan, Peta ekonomi industry sejak saat itu bergserer ke industry keatif. Menteri Perdagangan Dr. Mari Pangestu, menyatakan: ”Saat ini terjadi pergeseran era perekonomian dari era ekonomi pertanian menjadi ekonomi kretaif. Terjadi pergerseran dari upaya mencari pembangunan yang berkelanjutan melalui kreatifitas suatu iklim perekonomian yang berdaya saing dan memiliki cadangan sumber daya yang terbaharukan.

Bertolak dari sana berkembanglah industry kreatif sebagai upaya meningkatkan nilai tambah lewat kreasi dan eksploitasi isi dan kekayaan intelektual menyangkut kreatifitas, seni inovasi teknoligi dan kewirausahaan yang menghasilkan nilai ekonomi baru” (Kompas).

Ada 14 subsektor yang termasuk industri kreatif yaitu : 1. periklanan, 2. arsitektur, 3. pasar seni, 4. kerajinan, 5. desain, feysen (termasuk busana bordir), 7. film, video dan fotografi. 8. permainan kreatif, 9. musik, 10. seni pertunjukan, 11. penerbitan dan percetakan, 12 layanan computer dan piranti lunak, 13. radio dan televisi, 14. riset dan pengembangan.

Industri Kreatif telah memberikan kontribusi yang signifikan bagi pendapatan domestic bruto Rp 104 triliun dan berhasil menyerap tenaga kerja mencapai 5,4 juta orang. Bayangkan, hal tersebut memposisikan Industri Kreatif berada di peringkat ke-7 dari 10 lapangan usaha. Meningkan posisi dan peran Industri Kreatif di sektor ekonimi disebabkan lahirnya bakat di masyarakat untuk mengembangkan yang ditunjang oleh potensi sumber daya alam yang melimpah.

Potret Industri Kreatif Kota Tasikmalaya

Sejak Kota Tasikmlaya ditetapkan sebagai daerah otonom 16 tahun silam, Pemkot mencanangkan Kota Tasikmalaya menjadi pusat perdagangan dan industri termaju di Priangan Timur 2012. Tentunya hal ini dikaitkan dengan sejumlah potensi sector industry, pertanian, pariwisata, budaya untuk dioftimalkan menunjang kemajuan pembangunan, ekonomi dan kesejahtraan masyarakat Kota Tasikmalaya.

Adapun potensi yang berkaitan dengan Industry Kreatif yang ada di Kota Tasikmalaya, antara lain, batik, kelom geulis, payung geulis, anyaman mendong, alas kaki, (non tradisional). Musik dan seni pertunjukan trandional dan non tradisional yakni calung, wayang golek, rudat, badud, angklung buncis, gondang, rampak kacapi degung.

Bila dikaitkan dengan 14 sub sector Industri Kreatif KBLI 2005, seandainya mengacu kepada 14 sub sector Industri Kreatif, Kota Tasikmalaya memiliki peluang untuk menjadikan Industri Kratif sebagai salah satu pilar kemajuan ekonomi mikro maupun makro. Harus diakui 16 tahun yang telah dilewati, terdapat indicator yang menunjukan kemajuan yang cukup signifikan.
Namun tak bisa dipungkiri pula masih terdapat sejumlah kekurangan dan kelemahan yang harus dirubah sesuai dengan situasi dan kondisi yang tak mungkin dielakan.

Kerangka Kesempatan Untuk Meningkat Sektor Industri kreatif  Tasikmalaya

Beberapa sektor Industri Kreatif di Kota Tasikmalaya, yang telah mendapatkan pengakuan nasional dan internasional tentunya perlu dikembangkan, karena memilik pengaruh yang positif yakni memberikan kontribusi ekekonomi yang signifikan, menciptakan iklim bisnis yang positif sekaligus berefek sosial yang positif pula.

Namun hal tersebut tidak akan mengalami kemajuan yang signifikan bilamana tidak ada upaya yang positif dan konstruktif berkelanjutan. Ada faktot dan actor yang bisa mendongkrat Industri Kreatif di Kota Tasikmalaya. Adapun hal termaksud adalah 1. pemerintah, dengan melakukan beberapa langkah yakni arahan edukatif, insentif.

Penghargaan insan kreatif dn konservasi, iklim usaha yang kondusif. 2. Bisnis meliputi skema pembiayaan, kewirausahaan business coaching dan mentoring, skema pembayaran, pemasaran, dan komunitas kreatif, 3. cendikiawan, meliputi kurikulum berorientasi keatif dan enterprenireurship, kebebasan Pers dan akademik, lembaga pendidikan dan pelatihan, riset inovatif multi disiplin. (St. Sularto, 2011).

Mungkin, bila ke tiga factor dan actor itu benar-benar memerankan fungsi dan peranannya dengan baik dan benar, maka akan mampu mempertahankan dan meningkatan kekuatan, meminimalisir kekurangan dan kelemahan, mampu membaca ruang dan peluang Industri Kreatif. Akan mengukuhkan dan mengokohkan Kota Tasikmalaya sebagai Pusat Perdagangan dan Industri di Priangan Timur.

Kita berharap semoga peringatan Hari Tasikmalaya Jadi Kota dan yang ke 16 dan perhelatan Tasik Oktober Festival (TOF) tidak hanya sebuah perhelatan yang mempertontonkan, kemegahan, keindahan yang berujung pada decak kagum semata, melainkan menjadi daya dorong dan daya dukung yang positif serta konstruktif dari beragam eleman masyaratakat, pelaku dan pencinta Industri kreatif Tasikmalaya. Semoga.
Kita tunggu TOF tahun depan.



0 komentar:

Posting Komentar

 
TOP