Loading...
Selasa, 10 Oktober 2017

Busana Muslim Bordir Tanah Abang Bersaing dengan Batik


Busana muslim bordir tanah abang yang sudah lama diproduksi dan menguasai pasar yang cukup laku keras, kini harus bersaing dengan produk batik. Namun demikian, persaingan pasar tidak begitu ketat, karena masing-masing mempunyai segmen pembeli yang berbeda.

Batik Tasikmalaya memang belum terkenal bila dibandingkan dengan batik wilayah lainnya, namun kini sejumlah perajin batik di Kota Tasikmalaya mendapatkan angin segar, setelah mendapat pesanan dari manca negara.

Buyer tertarik dengan hasil karya batik Tasik. Batik Tasik memang belum begitu terkenal meski keberadaannya sudah ada sejak tahun 1950,  yang kebanyakan berada di wilayah Cigeureung, Kecamatan Cipedes, Kota Tasikmalaya. Sekitar 40 perajin batik hingga saat ini masih bertahan berproduksi dengan membuat motif batik khas Tasikmalaya, baik berupa batik tulis ataupun batik cetak.

Di antaranya batik Deden, merupakan generasi ke dua warisan dari orang tuanya. Tahun ini produksinya terus naik, pesanan lokal baik yang ada di pulau Jawa ataupun di luar pulau jawa, dan juga mendapatkan pesanan dari manca negara. Setelah mendapatkan kunjungan dari 13 negara dari asia, Amerika, dan Eropa.

Pesanan tersebut datang, setelah perwakilan dari belasan negara merasa tertarik dengan motif batik Tasik, yang beraneka ragam warnanya, dan motif yang cukup kreatif, baik yang dipesan dalam bentuk jadi ataupun bahan mentah.

Namun kini para perajin batik mengeluhkan untuk memperoleh bahan baku, baik kain maupun bahan bahan kimia untuk proses membatik, yang harus didatangkan dari luar negeri (import), karena pembelian bahan kini sekarang tidak bisa utang, dan hal tersebut berdampak terhadap biaya oprasional. Seorang pembeli mengaku, menyukai batik Tasik karena keberadaan batik Tasik tidak kalah dengan baik produksi lainnya.

Justru perbedaan dan ciri khasnya warna warni batik Tasik yang bisa diunggulkan sehingga tidak monoton. Mimah, pembeli batik mengatakan, di hari batik nasional, pada setiap tanggal 02 Oktober, para perajin batik berharap agar pemerintah memberikan kebijakan yang meringankan, terutama untuk bahan baku yang hinga kini masih diimport dari luar negri.

5.000 Motif Batik Deden Kuasai Pasar Indonesia

Perajin batik, Deden Supriadi mengaku, lebih dari lima ribu motif batik telah menguasai pasar di Indonesia. “Dalam satu bulan, 4.000 potong lebih masuk ke pusat perbelanjaan Tanah Abang Jakarta pusat,” katanya, ketika ditemui di pusat produksi Batik Deden Jalan Ciroyom, Cigeureung, Kota Tasikmalaya, Senin lalu.

Ia berencana, tahun ini akan melebarkan sayapnya hingga manca negara dan akan melakukan kerja sama dengan Pemerintah Kota Tasikmalaya. Menurutnya, produk batik yang akan ditawarkan, yakni batik tulis dan batik cetak dengan berbagai motif.

“Selama ini yang paling banyak diminati oleh para pengunjung dari luar kota,  maupun dari manca negara adalah batik khas Tasikmalaya, seperti motif bambu, kupu-kupu, merak, payung geulis, dan kelom geulis,” katanya.


0 komentar:

Posting Komentar

 
TOP