Loading...
Rabu, 23 Agustus 2017

Busana Hanni dan Dimas Pakaian Adat Sunda

Masing-masing mengenakan busana merah maroon, mengantarkan ke duanya untuk meraih juara pertama dan juara atribut kategori Moterkar.

Motekar merupakan kata dari bahasa Sunda. Motekar menggambarkan kata kreatif, gigih, dan banyak akal. Motekar dibuat untuk mereka yang selalu ingin berkarya, bermimpi, bekerja keras, berjuang, dan bertahan menaklukkan hidup.

Bahasa Sunda memang sangat kaya, bahkan untuk menggambarkan kata kreatif saja sudah ada. Di beberapa negara bahkan bahasa mereka tidak mempunyai arti untuk menggambarkan kata kreatifitas. Mereka menggunakan kata serapan “creative” dari bahasa Inggris untuk mengartikan kreatifitas.

Motekar sendiri maknanya lebih luas dari kreatifitas. Lihat saja arti kata motekar pada paragraf pertama. Dapat kita lihat betapa luasnya makna motekar. Bahkan kata motekar bisa menggambarkan sikap untuk pantang menyerah dan bertahan hidup.

Nah, Mojang (wanita) Hanni Latifah Kholbi, mahasiswi jurusan akuntasi fakultas ekonomi Unsil Tasikmalaya, dan Dimas Tresna Adithya, mahasiswa fakultas hukum STHG, masing-masing terpilih sebagai mojang juara atribut kategori motekar dan jajaka pinilih (terpilih) pada “Pasanggiri Mojang dan Jajaka (Moka) Kota Tasikmalaya 2017”, yang diselenggaran Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) Kota Tasikmalaya, baru-baru ini.

Keberhasilan Dimas (23), putra ke tiga dari lima bersaudara pasangan H Nia Ahmad Kurnia, SH dan Ny. Hj Etty Rohayati, SPd cukup beralasan. Karena Dimas mempunyai segudang prestasi. Di antaranya sempat menjuarai ke dua sepakbola tingkat Jabar U-17 dan liga nusantara.

Pemuda asal gang Cintarasa no 37, Kel. Kahuripan, Tawang, Kota Tasikmalaya itu sempat pula mengikuti coaching clinic foot ball Harry Sinkgraven (KNUB Belanda), dan di Luccas Neto (Saopaulo Brasil). Kemudian mengikuti seleksi tim nasional Indonesia U-19, juara 2 marathon tingkat Kota Tasik, juara 3 pasanggiri pencak silat kota/Kab. Tasik, serta juara pertama talent terbaik pencak silat.

Saat ini, Dimas aktif di badan eksekutif mahasiswa (jabatan Menpora), wakil bendahara PC PMII Kota Tasik, ketua komunitas sahabat anak (KASA), dan ketua perguruan pencak silat Waringin Pusaka.

Sedangkan Hanni Latifah Kholbi (20), putri cikal dari tiga bersaudara pasangan Juarsa, SE dan Ny. Nia Nurhayati, ketika ditanya motivasi keikutsertaannya mengikuti pasanggiri Moka, karena ingin melestarikan budaya Sunda dan memajukan Kota Tasikmalaya.

Pada pasanggiri Moka Kota Tasikmalaya 2017, Dimas dan Hanni menyisihkan 75 peserta lainnya.

Ketika ditanya cita-citanya, baik Dimas dan Hanni mempunyai keinginan yang sama yakni ingin menjadi praja (pegawai).***

0 komentar:

Posting Komentar

 
TOP