Loading...
Jumat, 05 Juli 2013

Tenaga Kerja Khusus Busana Bordir


Sebutan kota Bordir rupanya sudah melekat bagi Kota Tasikmalaya. Betapa tidak, Tasikmalaya merupakan sentra bordir terbesar di Indonesia disamping Bukittinggi.

Wajar jika Tasikmalaya dikenal dengan sebutan kota Bordir. Bahkan belakangan ini banyak daerah lain yang ingin belajar membordir ke Kota Tasikmalaya, termasuk ada beberapa daerah yang meminta tenaga terampil khusus bordir dari Tasikmalaya.

"Kota Bali belakangan meminta dikirim 1000 tenaga kerja terampil dibidang bordir, dengan gaji sekitar 1,5 juta per bulan. Kita tidak sanggup karena tidak ada tenaga terampil yang kita miliki," kata Kepala Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil Menengah Industri dan Perdagangan (KUMKM dan Indag) Kota Tasikmalaya, Tantan Rustandi, waktu itu.

Sedangkan, Wagub Jabar (waktu itu), Dede Yusuf menilai, para pelaku IKM (Industri Kecil Menengah) atau UKM (Usaha Kecil Menengah) adalah sebagai pahlawan investasi, karena kontribusinya cukup besar, bila dibandingkan dengan para pelaku industri besar saat ini.

"Ternyata dari potensi yang ada di Jawa Barat sekitar 98 persen pelaku IKM/UKM saat ini menyerap tenaga kerja 2,1 juta orang dengan nilai invaestasi Rp 60,2 triliun per tahun. Sedangkan pelaku industri besar hanya tercatat 2 persen dan baru mampu menyerap tenaga kerja sekitar 1,7 juta orang dengan nilai investasi Rp 7,8 triliun," kata Dede Yusuf pada acara pembukaan pertemuan UKM (Usaha Kecil Menengah) se-Kab. Garut di aula hotel Sabda Alam, beberapa waktu lalu.

Menurut Wagub Jabar, tanpa IKM pernyataan penyerapan 1 juta lapangan kerja mustahil terlaksana. Untuk itu, Jabar tak bisa berharap pada investasi industri besar, karena krisis keuangan global, dan satu-satunya andalan adalah dari para pelaku IKM/UKM.

"Inilah yang merupakan suatu komitmen kita bersama, harus kita dorong, harus kita kembangkan bersama, termasuk di dalamnya teknologi-teknologi, inovasi-inovasi, serta jaringan (networking), dan permodalan," katanya.

Nampak hadir pada acara pertemuan IKM/UKM itu adalah Dirjen IKM, Fauzi Azis, Deputy BPPT (Badan Pengkajian dan Pengembangan UMKN), Dirjen Perdagangan Dalam Negeri, Ny. Hesti, dan beberapa pejabat eselon I.

Menurut Kasubdin IKM Dinas Perdagangan/Perindustrian Provinsi Jabar, Adang Suryana (wakut itu), pada pertemuan itu dibahas tentang penyusunan program serta penerapan teknologi IKM dan UMKN (Usaha Mikro Kecil Menengah).
Menurut Dirjen IKM, Fauzi Azis, pada acara pertemuan tersebut adalah sebagai upaya penyusunan program. "Yang pertama adalah membuat model pilot projeck pengembangan produktivitas. Yang kedua pendekatan kita adalah kolaborasi sebagai acuan kitab bersama, dengan menekankan pentingnya kerjasama, dalam siklus jaringan kerja yang lebih luas," katanya.

Dirjen mengharapkan para pelaku UKM untuk membangun suatu komunitas yang pada akhirnya dapat mengandung makna membangun produktivitas. Diharapkan pula adanya infrastruktur yang transpan, adanya infrastruktur sosial dan ekonomi yang memadai.

Usai dari Kab. Garut, rombongan Wagub Jabar kemudian menuju Tasikmalaya, untuk bertemu dengan masyarakat Kecamatan Sukahening.

0 komentar:

Posting Komentar

 
TOP